Kalau di daerah Jawa Tengah, rentenir kadang disebut bank plecit. Makin sering bergaul, makin kenal aneka ragam rentenir. Dari yang paling halus sampai yang paling kasar. Mereka semua ada satu persamaan: bikin kantong bolong alias duit ludes.
Bank Resmi
Kalau mau pinjam duit, memang sebaiknya ke bank. Bank biasanya diawasi pemerintah, bahasa kerennya: berizin dan diawasi OJK. Jadi mereka mestinya lebih mikir kalau mau macem-macem. Tapi, gak semua dari bank resmi ini "baik". Banyak yang bandel juga biar dapet duit lebih. Misal, mereka bikin denda gila gilaan kalau telat, atau bunga pinjamannya, ditagihan berikutnya dibungain lagi. Hati-hati dengan bank yang kelewat kreatif ini.
Koperasi
Ada juga rentenir berkedok koperasi. Koperasi sendiri mestinya baik, karena dari anggota oleh anggota, untuk anggota. Tapi ada aja orang-orang yang kedoknya bikin koperasi, kasih pinjem duit, lalu ujung-ujungnya meres duit juga.
Koperasi yang bener akan kasih pinjeman ke anggotanya berdasarkan banyaknya simpanan. Misal, punya simpanan Rp 1 juta di koperasi, maka boleh pinjam 3 kalinya atau Rp 3 juta. Kalau tiba-tiba bisa pinjem, ini mah kedok.
Bank Plecit
Sebenernya ini bukan bank resmi. Ini bank yang keliling yang kasih pinjaman ke orang orang. Biasa yang jadi sasaran itu pedagang. Mereka memang menawarkan jasanya dari pintu ke pintu.
Mirip dengan kredit panci atau daster di kampung-kampung, tapi ini gak jualan barang. Mereka menawarkan pinjaman.
Umumnya mereka menuntut pengembalian hatian atau mingguan. Yang seru, pinjam sebulan, bunganya bisa sampai 30%. Untuk bank plecit yang lebih bermodal, mereka akan memberikan sobekan kertas sebagai bukti pembayaran. Jadi, kalau mau pinjem di bank plecit, mereka akan bikin selembar kertas yang isinya kayak banyak perangko. Tiap kamu bayar, mereka akan kasih 1 sobekan. Pembayarannya melalui kolektor lapangan.
Pinjol alias Pinjaman Online
Ini ada yang resmi diawasi OJK, ada juga yang enggak. Apa pun itu, mending ati-ati. Cermati dulu aturan pengembalian dana dan denda kalau kita telat bayar. Jangan sampai malah jadi bikin puyeng.
Pinjol ini kebanyakan adalah manifestasi bank plecit di era digital. Kalau di bank plecit bukti bayarnya pakai sobekan perangko, di pinjol cuma pakai tampilan layar.
Proses pengajuan pinjaman yang super gampang ini yang bikin banyak orang terjebak. Banyak juga pinjol yang punya debt collector lapangan. Dan... aplikasi pinjol yang kita install, sebagian besar bisa mengambil data di HP kita. Mulai dari phone book, history panggilan, SMS, lokasi kita dan data penting lainnya.
Pernah denger teman atau kerabat kita diteror debt collector padahal relasi dia yang hutang ke pinjol? Itu sudah umum. Dari mana pinjol bisa dapet data relasi? Ya jelas dari aplikasi pinjol yang terinstall di HP kamu.
Rentenir sesungguhnya
Ini saya sebutnya beneran rentenir. Biasanya ini perorangan. Saya tahu karena saudara saya ada yang terkena jebakannya. Jadi, orang akan pinjam uang ke rentenir dengan jaminan. Pinjaman yang di dapat juga gak seberapa dengan nilai jaminannya. Lalu, setiap bulan peminjam akan mengangsur tanpa akhir. Kok tanpa akhir? Karena setiap bayar, cuma dianggap bayar bunganya. Kalau mau lunas pokok ya harus langsung bayar lunas.
Buat gambaran, diam diam sertifikat rumah saya pernah digadaikan ke rentenir oleh saudara saya. Saudara saya ini dapat pinjaman 6 juta. Padahal nilai rumah hampir 300 juta Selama hampir 2 tahun sudah mengangsur 1 juta setiap bulan. Lunas? Enggak lah. Yang ada saya harus menebus 6 juta itu ke rentenir supaya sertifikat rumah saya balik.
Kalau gak mau terjebak rentenir atau pinjaman, udah lah, gak usah utang-utang. Hidup secukupnya. Gak perlu hedon kayak orang keraton.
